Sasaran :
·
Memahami bahwa
berharakah Islamiyah hanya dapat dicapai dengan terwujudnya kondisi yang
Islami.
·
Memahami barometer yang
digunakan untuk mengukur kesiapan pribadi dan jamaah untuk berdakwah.
·
Memahami bahwa
melaksanakan minhaj taqyim dapat mengantarkan pribadi dan jamaah meraih posisi
dari Allah.
Ringkasan
Bagaimana untuk menyesuaikan diri dengan Islam (Kayfa
watakayyafu bil Islam) dilakukan dengan mempertimbangkan aqidah, ukhuwah, dan
uddah (persiapan). Untuk memunculkan potensi dan kekuatan pribadi maka
diperlukan komponen aqidah dan diikat dengan ukhuwah. Pribadi yang beraqidah
dengan ittikad, perasaan, fikiran, dan tingkah laku akan membentuk kepribadian
Islam yang akhirnya menghasilkan kekuatan pribadi. Kekuatan-kekuatan pribadi
ini tidak akan berhasil atau tidak akan bermanfaat bila tidak diikat dengan
ikatan dan persatuan diantara mereka yang beraqidah. Ukhuwah yang dimulai
dengan ta’aruf dan diteruskan dengan tafahum yang akhirnya menghasilkan takaful
akan mewujudkan amal jama’i sehingga muncul kekuatan jamaah. Kekuatan pribadi
yang diikat dengan kekuatan jamaah akan menghasilkan kekuatan jiwa.
Kekuatan jiwa saja tidaklah lengkap untuk individu yang
ingin membiasakan dirinya dengan Islam apabila tidak diiringi dengan kekuatan
harta (amwal). Persiapan dilakukan diantaranya adalah dengan mengeluarkan
zakat, infaq, sadaqoh, dan sunduq. Harta yang diperoleh melalui saluran ini
akan menghasilkan kekuatan persiapan yaitu kekuatan harta.
Secara kuantitas diperoleh banyak pribadi dan didukung
dengan berbagai persiapan (al udadu) seperti maal maka individu tersebut dapat
digerakkan kepada bagaimana bergerak bersama Islam. Amalan dan ibadah kepada
Allah saja merupakan usaha kita di dalam bergerak bersama Islam. Ibadah adalah
bentuk realisasi iman kepada Allah sehingga muncul pribadi-pribadi yang sidiq.
Sidiq akan muncul di dalam hati, lisan, dan amal. Dengan
sidiq hati maka akan muncul kekuatan indifak, sidik lisan akan menghasilkan kekuatan kesan, sidik
amal akan mewujudkan kekuatan hasil. Akhirnya Allah SWT memberikan kepercayaan
dengan memberikan kedudukan (makanah) atau pengikhtirafan.
Hasiyah
1.
Kayfa yatakayyafu bil
Islam
Syarah
·
Materi bagaimana
menyesuaikan diri dengan Islam (Kayfa watakayyafu bil Islam) ini diilhami dari
kisah pemuda Kahfi yang dituliskan di dalam surat Al Kahfi : 9-26. Ulama menafsirkan
bahwa pemuda Kahfi ini adalah pemuda-pemuda yang beriman dan sesama mereka
melakukan ukhuwah Islamiyah sehingga mereka bersama senasib dan sepenanggungan
memperjuangkan keimanan dari tantangan raja dzalim pada masa itu. Syakhshiyah
Islamiyahdan amal jama’i akanmenghasilkan kekuatan jiwa. Di dalam kisah
disebutkan juga persediaan uang perak yang ada pada mereka walaupun uang perak
tersebut tidak lagi diterima. Persiapan keuangan dan persiapan jiwa akan
mewujudkan bagaimana mereka bergerak. Di dalam ayat 18, juga diceritakan
bagaimana mereka digerakkan ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri, mereka
beribadah kepada Allah. Kemudian mereka ditangkap oleh raja setelah terbangun
yang akhirnya raja meyakini apa yang dicakapkan atau diceritakan oleh pemuda
Kahfi tersebut berkaitan dengan dirinya. Terakhir sekali, pemuda Kahfi
mendapatkan penghormatan atau makanah dari raja.
1.
Al Aqidah
Syarah
·
Aqidah yang benar harus
mencakup itikad yang baik, syu’ur yang Islam, fikrah yang bersih, dan suluk
yang agung. Aqidah dengan wujud iman kepada Allah dan Rasul di dalam
pernyataannya kepada syahadatain juga diiringi dengan keimanannya kepada
malaikat, kitab, hari kiamat, dan taqdir. Aqidah yang mantap akan mewarnai
bagaimana kepribadiannya. Kepribadian seorang individu terdiri dari ittikad,
syu’ur, fikrah, dan suluk. Pribadi yang muslim memiliki ciri-ciri Islam di
dalam setiap komponen dirinya.
·
Syakhshiyatul Islamiyah
akan terwujud dengan aqidah yang benar dan bersih. Bersih dari kemusyrikan dan
benar mengikuti Islam. Pribadi Islam mewarnai kehidupan diri seorang muslim
apakah di rumah ataupun di luar rumah. Keadaan demikian merupakan suatu
tuntunan aqidah yang dimiliki seseorang.
·
Aqidah yang tertanam di
dalam hati dan dada muslim akan menghasilkan kekuatan pribadi (quwwatul fard).
Pribadi tanpa aqidah akan lemah dan tidak mempunyai potensi, ia akan merusak
dan menghancurkan dirinya sendiri. Aqidah akan menjadikan pribadi kuat karena
landasan yang kuat dan tempat bergantung yang kuat yaitu hanya kepada Allah
saja. Dengan demikian suatu kekuatan akan terwujud dengan pemahaman dan
keyakinan yang bersih.
Dalil
·
9:40 ;
·
26:61-62 ;
·
6:161-162 ;
·
8:60 ;
1.
Al Ukhuwah
Syarah
·
Aqidah yang bersih dan
menghasilkan kekuatan pribadi tidak akan berhasil atau berkesan apabila tidak
diikat dengan persaudaraan Islam. Persaudaraan Islam adalah suatu nikmat dan
hidayah yang Allah berikan kepada manusia. Dengan persaudaraan ini menambah
nikmatnya iman dan Islam yang ada pada diri kita. Dengan ukhuwah maka hidup
menjadi tenang dan bahagia. Segala permasalahan dan keadaan yang menyusahkan
akan diatasi dengan suasana ukhuwah Islamiyah ini. Kepentingan ukhuwah
Islamiyah di atas segala urusan telah dibuktikan oleh para sahabat Nabi SAW.
·
Hubungan Islam dengan
persaudaraan Islam dengan saling berkenalan (ta’aruf), setelah itu akan
menghasilkan saling memahami (tafahum). Mengenal jasad, pemikiran, dan
kepribadian saudara kita yang meningkatkan pemahaman kita kepadanya sehingga
pemahaman yang terbentuk dari ta’aruf ini akan menghasilkan suatu hubungan saling tolong menolong (ta’awun).
Keadaan ini yang kemudian yang memudahkan proses amal jama’i dan proses dakwah
Islamiyah. Ta’awun dalam bentuk saling mendoakan dan saling membantu akan menghasilkan
merasa senasib dan sepenanggungan (takaful).
·
Amal Jama’i terwujud
setelah terbentuknya ukhuwah Islamiyah. Kerja sama dan sama-sama kerja
merupakan suasana yang terwujud diantara pribadi yang mengamalkan ukhuwah
Islamiyah di dalam arena dakwah.
·
Quwwatul jama’ah
(kekuatan jamaah) sebagai hasil dari terjadinya amal jama’i di kalangan pribadi
da’i akan membentuk jamaah yang handal, diperhitungkan dan tahan dari segala
fitnah dan cobaan.
Dalil
·
49:10 ;
·
9:1 ;
·
49:13 ;
·
5:2 ;
·
90:17 ;
·
103:3 ;
·
37:99-100 ;
·
11:80 ;
·
11:91 ;
1.
Quwwatul anfus
Syarah
·
Pribadi yang tertanam
aqidah di dalam dadanya kemudian berkumpul bersama-sama diikat dengan tali
persaudaraan Islam sehingga akan mengembangkan potensi diri dan kepribadian.
Kekuatan jiwa dan potensi bagi individu terwujud setelah mereka bersama-sama melakukan ta’awun dan amal
jama’i. Pribadi yang kuat sekalipun apabila tidak bersama-sama maka ia akan
lemah dan tidak berpotensi. Keadaan pribadi demikian juga berlaku apabila pribadi
yang kurang beriman diikat dengan tali ukhuwah Islamiyah maka tidak akan muncul
kekuatan pribadi. Bagaikan sapu lidi yang tidak banyak manfaat apabila tidak
diikat dengan tali yang kuat dan kokoh.
·
Keadaan kekuatan jiwa
akan menjadikan kekuatan secara al a’dad (jumlah). Jumlah pribadi yang banyak
dan mereka kuat akan menghasilkan kekuatan jiwa.
Dalil
·
49:15 ;
·
9:111 ;
·
8:60 ;
1.
Al ‘Uddah
Syarah
·
Bagaimana kita dapat
berinteraksi dengan Islam tidaklah cukup hanya dengan aqidah dan ukhuwah.
Banyak aktivis Islam dan keperluan untuk berinteraksinya memerlukan uang dan
fasilitas. Uang fasilitas, kendaraan, dan materiil lainnya mempunyai peranan
yang penting di dalam menyokong kelancaaran dakwah. Tanpa peranan maal ini maka
tidak akan lancar perjalanan dakwah dan jamaah. Allah SWT menyebutkan di dalam
banyak ayat berkaitan dengan perlunya berjihad dan berdakwah dengan
mengorbankan harta dan jiwa. Kekuatan maal merupakan tuntutan dakwah dan
gerakan. Bagaimana kita akan berislam
apabila kita mempunyai uang dan fasilitas. Oleh karena itu persiapan keuangan
sangatlah dipentingkan didalam amal dakwah.
·
Beberapa usaha
menyediakan maal ini didalam Islam melalui zakat, infak, shodaqoh, sunduq, dan
maal.Zakat merupakan kewajiban seorang muslim yang telah mampu, sedangkan infak
juga kewajiban seorang muslim tetapi tidak ditentukan berapa jumlahnya,
sedangkan shodaqoh terserah kepada kita, manakala maal diperoleh secara usaha
atau bisnis individu-individu yang bergerak di dalam perserikatan Islam.
Apabila dikumpulkan semua kewajiban dan usaha pengumpulan uang ini maka tidak
akan kekurangan dana sokongan bagi kepentingan dakwah Islam.
·
Quwwatul ‘iddah
(kekuatan persiapan) merupakan akibat dari tersedianya harta dan materiil yang
diperlukan olehdakwah melalui penyaluran uang berdasarkan kewajiban atau
kerelaan.
·
Akhirnya kekuatan
keuangan (quwwatul amwal) sebagai penyokong dakwah dapat memberikan sokongan
yang kuat kepada dakwah.
Dalil
·
9:46 ;
·
8:3 ;
·
61:11 ;
·
9:111 ;
1.
Kaifa yataharraku ma’al
Islam
Syarah
·
Bagaimana pula kita akan
bergerak bersama Islam. Keperluan dan persyaratan seperti aqidah, ukhuwah, dan
persiapan telah terpenuhi maka
diperlukan usaha untuk menggerakkan yang ada ini ke dalam bentuk amal
dan ibadah Islam.
·
Al Ibadatullah wahdah
(ibadah kepada Allah saja) adalah suatu tuntunan Islam dan Allah kepada kita yang
meyakini dan mengimani Allah dan RosulNya. Iman perlu dibuktikan dengan ibadah.
Segala potensi manusia baru bernilai apabila mereka beribadah kepada Allah.
Tanpa ibadah maka potensi yang dimilikinya akan menghilang dan hancur. Kekuatan
pun akan luntur sehingga mudah diinjak oleh musuh Islam sebagai akibat dari
hilangnya ibadah karena memperturutkan hawa nafsu.
·
Ibadah itu sendiri
sebagai wujud dan bukti realisasi iman (tahqiyqul iman). Iman perlu dibuktikan
di dalam perbuatan, perbuatan itu sendiri adalah ibadah.
Dalil
·
9:119 ;
·
9:120 ;
1.
As Sidiq
Syarah
·
Iman yang terwujud di
dalam ibadah akan menghasilkan sifat sidik bagi pemegang dan penganutnya.
Pemegang iman akan bersifat sidik dari segi al qolb sehingga menghasilkan
kekuatan pendobrak (quwwatul indifa’), kemudian sidik di dalam lisan akan
menghasilkan kekuatan kesan/pengaruh (taktsir) dan juga sidik di dalam amal
akan menghasilkan kekuatan hasil (quwwatul intaj).
Dalil
·
Lihat bahan sidik fi
dakwah
·
49:15 ;
1.
Tasdiq (membenarkan)
Syarah
·
Apabila kita mempunyai
sifat sidik maka Allah SWT pun akan membenarkan dan memberikan kepercayaan
kepada kita. Bentuk kepercayaan yang Allah berikan adalah diangkatnya kita
menjadi orang yang bertakwa, dibantunya dari kesusahan, diberi rizqi, hidayah, berkah, dan rahmat. Selain itu
bentuk kepercayaan yang Allah berikan adalah kita mendapatkan kepercayaan
sebagai khalifah dan mendapatkan kedudukan yang mulia disisiNya.
Dalil
·
33:23 ;
·
22:39 ;
1.
Al Makanah
Syarah
·
Kepercayaan dan
kedudukan yang Allah berikan sebagai khalifah adalah wujud Allah SWT memberikan
makanah (kedudukan) yang mulia. Diantara kedudukan ini adalah diberinya
kekuasaan untuk memerintah di bumi dan kemudian peranan khalifah berjalan.
Dalil
0 Komentar untuk "Pengertian Kayfa Yatakayyafu Bil Islam"