Sinopsis
Dauru as syababu fi hamili risalatil
Islam (peranan pemuda di dalam membawa risalah Islam) menjelaskan beberapa
potensi yang dimiliki pemuda (pelajar) sehingga dengan potensi yang dimiliki
pemuda dapat dikembangkan melalui pembekalan seperti tarbiyah. Potensi pemuda
ini dapat digerakkan hingga mencapai objektif yang dikehendaki.
Peranan pemuda dirasakan penting
karena pemuda mempunyai beberapa potensi misalnya bathul himmah fi at tasaaulat
(membangkitkan himmah di dalam menimbulkan persoalan), naqlul ajyaal
(memindahkan generasi), istibdaalul ajyal (menukar generasi), tajdid maknawiyah
al ummah (memperbaharui maknawi ummat) dan anasir ishlah (unsur perubah).
Tazawwud (membekalkan) pemuda agar
potensinya berkembang melalui at tarbiyah al fitriah, al hikmah wal ilmu dan
pembentukan as syakhsiyah al qiyadiyah al jundiyah. Dengan keadaan demikian
maka (ter)wujud pemuda-pemuda yang bergerak (at taharuk).
Hasiyah
1. Dauru as syababu fi hamili
risalati Islam
Syarah
o Risalah Islam atau apapun bentuk mesej
perubahan hanya dapat dilaksanakan oleh para pemuda. Sepanjang perjalanan
sejarah manusia dari nabi Adam As hingga kepada Nabi SAW dan diteruskan hingga
hari ini membuktikan bahwa perubahan-perubahan senantiasa dipelopori oleh
pemuda. Pemuda yang potensial di masa sekarang ini adalah mereka yang berkumpul
sebagai pelajar/mahasiswa.
o Selain perjuangan Islam juga
perjuangan lainnya dimotori oleh pemuda atau pelajar. Banyak contoh
revolusi-revolusi di sebagian besar negara hingga jatuhnya Presiden Soeharto di
Indonesia adalah realita (bukti) nyata peranan pelajar (pemuda). Pelajar dengan
potensi yang dimilikinya menjadi sesuatu yang ditakuti oleh pihak penguasa
zalim. Dakwah Islam oleh Nabi SAW juga dipelopori oleh pemuda seperti Ali bin
Abi Thalib, Mushab bin Umair, Usamah bin Zaid dan sebagainya.
o Pemuda dalam konteks saat ini adalah para pelajar di sekolah dan di PT.
Mereka adalah pemuda yang strategik. Selain itu pemuda boleh juga bukan pelajar
yang berumur 15 tahun hingga dewasa umur 45 tahun. Walaupun demikian pelajar
merupakan nyawa gerakan pemuda dan masyarakat.
o Kehadiran pemuda atau pelajar sangat
dialu-alukan bagi menyongsong suatu perubahan dan pembaharuan. Aksi reformasi
di segala bidang juga mesej pemuda dalam membawa masyarakat madani. Perubahan
yang dibawa oleh pemuda ini tidak mungkin dapat dibawa oleh orang tua ataupun
anak-anak. Potensi pemuda yang dimiliki oleh pemuda dan pelajar dapat membawa
kepada kejayaan.
o Beberapa potensi pemuda yang dapat berperan
mengadakan perubahan adalah bathul himmah fi at tasaulat (membangkitkan himmah
dalam menimbulkan persoalan), naqlul ajyaal (memindahkan generasi), istibdaalul
ajyal (menukar generasi), tajdid maknawiyah al ummah (memperbaharui maknawi
ummat) dan ansir ishlah (unsur perubah).
2. Bathul himmah fi at tasaaulat
(membangkitkan himmah dalam menimbulkan persoalan)
o Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi
Isa AS dan nabi-nabi lainnya yang masih pemuda seringkali memberikan persoalan
dan kritik kepada apa saja yang berlaku di sekitarnya. Para
pemuda kerap menimbulkan pertanyaan terhadap perkara-perkara yang tidak betul,
tidak benar dan tidak adil. Keadaan yang tidak sesuai ini biasanya dijadikan
sebagai suatu tempat kritikan atau persoalan pemuda. Potensi membangkitkan
suatu persoalan ini adalah ciri pertama kenapa pemuda ini dapat melakukan
perubahan.
o Pemuda tidak akan senang dengan
sesuatu yang sudah dicapainya. Pemuda juga tidak dapat tenang melihat
ketidakadilan. Bagaimana juga peranan pemuda ini sangat penting, lebih
khususnya dalam membentuk budaya dan arus perdana di kampus dan di masyarakat.
o Persoalan yang menghujat ini dapat
menggerakkan pemuda dan juga dapat menjatuhkan kerajaan yang zolim. Persoalan
perlu selalu dimunculkan sehingga dapat menjadikan sesuatu yang tidak baik
diusahakan perbaikannya.
Dalil
o 21:52
; Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apakah hakikatnya
patung-patung ini yang kamu sungguh-sungguh memujanya?”
o 21:67
; “Jijik perasaanku terhadap kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Maka
mengapa kamu tidak mau menggunakan akal fikiran kamu?”
o 26:69-70 ; Dan bacakanlah pula kepada
mereka perihal Nabi Ibrahim. Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
“Apa yang kamu sembah?”
o 10:83-84 ; Maka tidaklah ada yang
beriman kepada Nabi Musa melainkan sebilangan kecil dari keturunan kaumnya,
itupun dalam keadaan takut kepada Fir’aun dan ketua-ketua kaum mereka menyiksa
mereka; karena sesungguhnya Fir’aun merajalela di muka bumi, dan sebenarnya ia
dari orang-orang yang melampaui batas. Dan Nabi Musa berkata (kepada
kaumnya):”Wahai kaumku! Kalau kamu sungguh-sungguh beriman kepada Allah, maka
hendaklah kamu berserah diri kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang Islam “.
3.
Naqlul ajyaal (generasi penerus)
o Generasi tua atau generasi pemegang
kepimpinan di dalam kerajaan, dakwah atau masyarakat tentunya akan semakin tua
dan mungkin mati. Keadaan demikian perlu ada generasi penerus yang menggantikan
peranan pemimpin sebelumnya. Keadaan ini adalah suatu yang logis. Siapakah penggantinya
maka jawabannya adalah pemuda atau pelajar yang potensial. Kepemimpinan,
kerajaan dan sebagainya perlu dilanjutkan ke generasi berikutnya.
o Generasi ibu bapak perlu digantikan
oleh generasi anaknya, begitupun seterusnya diganti kepada cucunya. Di tengah
masyarakat dan organisasipun berlaku demikian, yaitu perubahan pimpinan kepada
generasi seterusnya yang masih pemuda atau pelajar.
Dalil
o 52:21 ; Dan orang-orang yang beriman
yang bibawa oleh Zuriat keturunannya dalam keadaan beriman, Kami hubungkan
(himpunkan) Zuriat keturunannya itu dengan mereka (di dalam surga); dan Kami
(dengan itu) tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal-amal mereka;
tiap-tiap manusia terikat dengan amal yang dikerjakannya.
o 25:74
; Dan juga mereka (yang diridhoi Allah itu ialah orang-orang) yang berdoa
dengan berkata:”Wahai Tuhan kami, berilah kami dari isteri-isteri dan Zuriat
keturunan kami; (generasi pengganti) perkara-perkara yang menyukakan hati
melihatnya, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
4. Istibdaalul ajyal (generasi
pengganti)
Syarah
o Memindahkan generasi berarti
menggantikan pemimpin sebelumnya dengan meneruskan semua program-program yang
telah dirancang sebelumnya. Manakala menukar generasi disebabkan generasi
berikutnya tidak baik atau kurang berjaya sehingga diperlukan penukaran
generasi kepada generasi yang baru. Allah SWT menyebutkan bahwa orang yang
tidak beriman ini akan digantikan oleh orang yang beriman, begitu juga yang
terjadi di negara atau kerajaan, dimana raja atau PM/presiden tidak berbuat
adil, jujr dan amanah maka kepemimpinan sebelumnya perlu diganti oleh yang
baru.
Dalil
o 5:54
; Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa diantara kamu yang murtad dari
agamamu, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah sayang kepada
mereka dan mereka sayang kepada Allah; bersifat lemah lembut terhadap orang
beriman dan tegas terhadap orang-orang kafir, mereka berjihad di jalan Allah,
dan mereka tidak takut terhadap celaan orang-orang yang suka mencela. Yang
demikian itu ialah karunia dari Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya;
sesungguhnya Allah maha luas karunian-Nya lagi maha mengetahui.
o 47:38 ; (Ingatlah), kamu adalah orang
yang bertabiat demikian- kamu diseru supaya membelanjakan sedikit dari harta
kamu di jalan Allah, maka ada diantara kamu yang berlaku bakhil, padahal siapa
yang bakhil maka sesungguhnya ia hanya bakhil kepada dirinya sendiri. Dan
(ingatlah) Allah Maha kaya , sedang kamu semua orang-orang miskin. Dan jika
kamu berpaling (dari beriman, bertawa, dan bersedekah) Ia akan menggantikan
kamu dengan kaum yang lain;setelah itu mereka tidak akan seperti kamu.
5. Tajdid maknawiyah al ummah
(memperbaharui maknawi ummat)
Syarah
o Siapakah yang dapat bergerak untuk
memperbaharui maknawiyah ummah. Jawabannya adalah pemuda atau pelajar. Pemuda
dengan potensi yang dimiliki, semangat yang berkobar-kobar, jasad yang kuat,
pemikiran yang cerdas dapat memperbaharui maknawiyah ummat. Usaha pembaharuan
ini adalah dengan memberikan dakwah, tarbiyah dan jihad. Usaha-usaha pemuda
demikian dapat memperbaharui maknawiyah ummat.
o Orang tua tidak akan mungkin dapat
melaksanakan peranan ini begitu juga para anak-anak tidak dapat berperanan
secara efektif. Hanya pemuda yang dapat menjalankan peranan perubahan ini.
Dalil
o 2:246 ; Tidakkah engkau ketahui (wahai
Muhammad), tentang (kisah) ketua-ketua dari Bani Israil sesudah (wafatnya) Nabi
Musa, ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka:”Lantiklah seorang raja
untuk kamu, supaya kami boleh berperang (bersama-sama dengannya) di jalan
Allah” Nabi mereka menjawab:”Tidakkah harus, jika kamu kelak diwajibkan
berperang, kamu tidak akan berperang?,” Mereka berkata:”Mengapa kami tidak akan
berperang di jalan Allah, sedang kami telah diusir dari kampung halamankami,
dan dari anak-anak kami?” Maka apabila perang itu diwajibkan atas mereka,
mereka membelakangkan kewajiban itu, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan
(ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zolim.
o 2:247 ; Dan Nabi mereka berkata kepada
mereka:”Sesungguhnya Allah telah melantik Talut menjadi raja bagi kamu. Mereka
menjawab:”Bagaimana dia mendapat kuasa memerintah kami sedang kami lebih berhak
dengan kekuasaan itu daripadanya, dan ia tidak diberi keluasan harta kekayaan?”
Nabi mereka berkata:”Sesungguhnya Allah telah memilihnya (Talut) menjadi raja
kamu, dan telah mengaruniakannya kelebihan ilmu pengetahuan dan kekuatan
fisik”. Dan (ingatlah), Allah juga yang memberikan kekuasaan kepada siapa yang
dikehendakiNya; dan Allah Maha Luas (rahmat-Nya dan karunia-Nya), lagi Maha
Mengetahui.
6. Anasir al islah (unsur perubah)
Syarah
o Pemuda dengan potensi yang dimilikinya
juga mempunyai unsur perubah. Unsur perubah ketidakadilan, kejahiliyahan,
kesesatan, kemusyrikan dan sebagainya dapat dirubah oleh pemuda ini. Pemuda
dengan unsur perubahnya dapat efektif menjalankan peranan secara baik.
o Di zaman nabi yang merubah jahiliyah
kepada islamiyah, kemusyrikan kepada tauhid, kebatilan kepada al-haq, dan
perubahan dari sekuler ke Islam, hanya dilakukan oleh para pemuda.
o Unsur perubah yang paling potensial
adalah pemuda yang sadar, berpengetahuan, berfikroh dan berpotensi. Mereka yang
mempunyai ciri seperti ini adalah mereka yang belajar dan menuntut ilmu.
Dalil
o 18:13 -14
; Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar,
sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan
kami tambahi mereka dengan petunjuk. Dan Kami kuatkan hati mereka (dengan
kesabaran dan keberanian), semasa mereka bangun (menegaskan tauhid) lalu berkata:
“Tuhan kami ialah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi; kami sekali-kali
tidak akan menyembah Tuhan yang lain daripadanya; jika kami menyembah yang
lainnya maka kami mengakui sesuatu yang jauh dari kebenaran.”
7. Tazawwud
Syarah
o Potensi-potensi pemuda demikian
seperti yang disebutkan sebelumnya, maka pemuda mempunyai potensi yang baik.
Agar potensi pemuda ini muncul secara berkesan dan dapat berpengaruh maka
pemuda perlu diberikan tarbiyah fitriah, hikmah dan ilmu serta membentuk
syaksiah Islamiyah qiyadiyah dan jundiyah.
o Tanpa pembekalan maka potensi pemuda
yang berharga akan menghilang. Pembekalan yang baik adalah pembekalan yang
mengikuti kaedah dan minhaj dari Allah dan Rasul-Nya.
8. At tarbiyah al fitriyah
Syarah
o Tarbiyah fitriyah adalah tarbiyah yang
merujuk kepada fitrah manusia. Tarbiyah fitriyah juga istilah lainnya dari
tarbiyah islamiyah, karena Islam juga dapat disebut fitrah. Fitrah manusia
sangat sesuai dengan fitrah Islam. Pemberian fitrah Islam kepada pemuda akan
diterima secara ikhlas dan dapat diamalkan oleh pemuda dengan baik. Penerimaan
tarbiyah fitriyah ini terjejas apabila di dalam hatinya ada noda atau kotoran
maksiyat yang menutup fitrahnya.
o Tarbiyah fitriah yang diberikan kepada
pemuda adalah usaha untuk membangun potensi pemuda dan juga memelihara potensi
tersebut. Tarbiyah fitriyah dengan membaca Al-Qur’an, beribadah, beramal sholeh
dan memelihara alam adalah bagian dari aktiviti tarbiyah fitriyah.
o Contoh tarbiyah fitriyah adalah
memberikan sesuatu yang diperlukan oleh pemuda. Dengan cara ini pemuda dipenuhi
keperluannya dan juga mereka dapat mengembangkan dirinya. Keperluan belajar,
keperluan persaudaraan dan keperluan dauroh, keperluan ingin bebas tidak
terikat, keperluan ingin tahu, keperluan dinamik dan aktif merupakan ciri
keperluan pada masa pemuda. Cara yang fitrah dan Islam dapat secara efektif
membangun potensi pemuda.
Dalil
o 28: 7 - 12 ; Dan Kami ilhamkan kepada
ibu Musa:”Susukanlah dia; dalam pada itu, jika engkau takutkan sesuatu bahaya
mengenainya (dari angkara Fir’aun), maka (letakkanlah dia di dalam peti dan)
lepaskanlah dia ke laut; dan janganlah engkau merasa bimbang dan jangan berduka
cita; sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan Kami akan
melantiknya menjadi salah seorang dari Rasul-rasul Kami. Setelah itu dia
dipungut oleh orang-orang Fir’aun; kesudahannya dia akan menjadi musuh dan
menyebabkan dukacita bagi mereka; sesungguhnya Fir’aun dan Haman serta
orang-orangnya adalah golongan yang bersalah. Dan (ketika melihat kanak-kanak itu)
berkatalah isteri Fir’aun:”(Semoga ia menjadi) cahaya mata bagiku dan bagimu;
janganlah kamu membunuhnya; mudah-mudahan ia berguna kepada kita, atau kita
jadikan dia anak”. Padahal mereka tidak menyadari (kesudahannya). Dan
(sepeninggalnya) menjadilah hati ibu Musa kosong; sesungguhnya ia nyaris
menyatakan perihal anaknya dengan berterus terang jika tidaklah Kami kuatkan
hatinya (dengan persaan sabar dan tentram), supaya tetaplah ia dari orang-orang
yang percaya (akan janji Allah). Dan berkatalah ia kepada kakak Musa:”Pergilah
cari kabar beritanya”. (Maka pergilah ia) lalu dilihatnya dari jauh sedang
orang ramai tidak menyadarinya. Dan Kami jadikan dia dari mulutnya enggan
menyusu kepada perempuan-perempuan yang hendak menyusukannya; (melihat hal itu),
kakaknya berkata:”Maukah aku tunjukkan kamu kepada penduduk sebuah rumah yang
dapat memeliharanya untuk kamu, serta mereka tulus ikhlas kepadanya?”
o 5:114 ; Isa binti Maryam (berdoa
kepada Allah) berkata:”Ya Allah, Tuhan kami! Turunkanlah kepada kami satu
hidangan dari langit, untuk menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi kami yang
ada di hari ini dan bagi orang-orang kami yang datang kemudian, dan sebagai
satu tanda (mukjizat) dari-Mu (yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Mu);
dan karuniakanlah rezeki kepada kami, karena Engkau sebaik-baik Pemberi
rezeki.”
9. Al hikmah wal ilmu
Syarah
o Selain tarbiyah fitriah diberikan
kepada pemuda, juga diberi ilmu dan kebijaksanaan sehingga kesadaran dan
motivasi untuk bergerak dikalangan pemuda muncul. Orang dewasa dan tua yang
mempunyai banyak pengalaman dan ilmu, serta telah merasakan asam manisnya
kehidupan perlu memberikan kepada pemuda suatu kebijaksanaan serta ilmu
pengetahuan. Hikmah biasanya didapati oleh orang tua dan dewasa. Orang tua
dengan pengalaman dan hidupnya yang sudah lama dapat memberikan hikmah kepada
pemuda yang belum banyak pengalaman.
o Ilmu pun biasanya didapati oleh orang
dewasa dan tua, maka juga diperlukan memberikan ilmu dan pelajaran kepada
pemuda. Bekal yang demikian dapat meningkatkan potensi pemuda.
Dalil
o 28:14 ; Dan ketika Musa sampai ke
peringkat umurnya yang cukup kekuatannya dan sempurna. Kami beri kepadanya
kebijaksanaan serta ilmu pengetahuan; dan demikian Kami membalas orang-orang
yang berusaha memperbaiki amalannya.
o 12:22
; Dan ketika Yusuf sampai ke peringkat umurnya yang sempurna kekuatannya, Kami
beri kepadanya kebijaksanaan serta ilmu pengetahuan; dan demikianlah Kami
membalas orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.
10. As syakhsiyah al qiyadiyah al
jundiyah
Syarah
o Kepada pemuda juga diperlukan bekal
pribadi yang mempunyai sifat qiyadah dan jundiyah. Pemuda diharapkan mempunyai
sifat sebagai pemuda yang siap memimpin dan siap dipimpin. Pemimpin yang ikhlas
dan jundiyah yang taat adalah sifat yang juga perlu ditanamkan kepada jiwa
pemuda. Sehingga dengan cara ini pergantian, penukaran dan pemindahan generasi
dari orang tua kepada pemuda dapat terlaksanan dengan baik.
o Kepribadian yang mempunyai sifat
qiyadiyah dan jundi akan memperlancar perjalanan dakwah amal jama’i.
Dalil
o 12:55
; Yusuf berkata:”Jadikanlah aku pengurus perbendaharaan hasil bumi (Mesir);
sesunggunya aku sedia menjaganya dengan sebaik-baiknya, lagi mengetahui cara
mentadbirkannya”.
o 28:26 ; Salah seorang diantara wanita
yang berdua itu berkata:”Wahai ayah, ambilah dia menjadi orang upahan
(menggembala kambing kita), sesungguhnya sebaik-baik orang yang ayah ambil
bekerja ialah orang yang kuat, lagi amanah”.
o 9:128 ; Sesungguhnya telah datang
kepada kamu seorang Rasul dari golongan kamu sendiri (yaitu Nabi Muhammad SAW),
yang menjadi sangat berat kepadanya sebarang kesusahan yang ditanggung oleh
kamu, yang sangat tamak (inginkan) kebaikan bagi kamu, (dan) ia pula
menumpahkan perasaan belas serta kasih sayangnya kepada orang-orang yang beriman.
o 8:45 -47
; Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan pasukan (musuh)
maka hendaklah kamu tetap teguh menghadapinya, dan sebutlah serta ingatla Allah
(dengan do’a) banyak-banyak, supaya kamu berjaya (mencapai kemenangan). Dan
taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berbantah-bantahan;
kalau tidak niscaya kamu menjadi lemah semangat dan hilang kekuatan kamu, dan
sabarlah (menghadapi segala kesukaran dengan cekal hati); sesungguhnya Allah
bersama orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang
keluar dari negerinya dengan berlagak sombong dan menunjuk-nunjuk (kekuatan
mereka) kepada orang ramai (karena minta dipuji), serta mereka menghalangi
manusia dari jalan Allah dan (ingatlah) Allah Maha Mengetahui akan apa yang
mereka kerjakan.
11. At taharuk
Syarah
o Potensi yang dimiliki pemuda kemudian
dikembangkan dengan diberikan beberapa pembekalan seperti tarbiyah kemudian
melalui pembekalan ini akan menghasilkan pemuda yang bergerak, dinamis dan aktif.
Pemuda yang aktif akan menghasilkan banyak hal, sedangkan pemuda yang tidak
aktif maka akan menghancurkan dirinya sendiri. Oleh sebab itu pemuda yang
bergerak adalah pemuda yang mendapatkan tarbiyah bagi pengembangan dirinya.
Dalil
o 3:169 ; Dan jangan sekali-kali kamu
menyangka orang-orang yang terbunuh (yang gugur Syahid) pada jalan Allah itu
mati, (mereka tidak mati) bahkan mereka hidup (secara istimewa) di sisi Tuhan
mereka dengan mendapat rezeki.
o 2:154
; Dan janganlah kamu mengatakan (bahwa) siapa yang terbunuh dalam
perjuangan membela agama Allah itu: orang-orang mati; bahkan mereka itu hidup
(secara istimewa), tetapi kamu tidak dapat menyadarinya.
M.10. IQOMATUDDIEN (3 BAHAN)
Objektif:
o Memahami fase-fase perjuangan
Rosulullah dalam menegakkan dienullah beserta unsur-unsur cirinya
o Memahami hubungan kondisi masyarakat
sekarang dengan bentuk marhalah iqomatuddien tersebut
o Dapat mengetengahkan contoh-contoh
siroh dan kehidupan salafus sholeh dalam setiap unsur ciri iqomatuddin
Sinopsis
Iqomatuddien (menegakkan dien)
adalah perintah dari Allah SWT selain kita menyampaikan dakwah
(risalatuddakwah). Kebanyakan umat Islam sekarang ini lebih mementingkan diri
sendiri yaitu mereka merasa cukup apabila telah beribadah dan amal sholeh yang
berkaitan dengan fardu saja, tetapi mereka tidak berusaha untuk dakwah.
Sedangkan mereka yang berdakwah pun tidak sempurna berdakwah, mereka hanya
hanya menyebarkan Islam di masjid tetapi tidak berusaha untuk menegakkan dien
itu sendiri. Kehadiran dakwah dalam kehidupan mereka sebagai sesuatu yang asing
dan aneh.
Disebagian da’i yang berdakwah
nampak tidak menunjukkan hasil yang dapat dibanggakan. Masalah ini mungkin juga
disebabkan oleh dakwah yang tidak mengikuti bagaimana nabi SAW berdakwah.
Satu-satunya rujukan dan model dakwah agar berkesan dan berjaya adalah dakwah
yang mengikuti model nabi SAW secara minhaj, sedangkan wasail dakwah dan uslub
perlu mempertimbangkan keadaan semasa dan tempat dimana dakwah dijalankan.
Dakwah nabi SAW dalam menegakkan
dien (mendaulat syariat) dibagi dalam dua marhalah (marhalah taksis dan
marhalah tamkin) dan diselingi dengan satu noktah yaitu hijrah.
Pendekatan-pendekatan marhalah taksis dapat dijadikan sebagai minhaj dan contoh
ketika dakwah Islam belum lagi kuat dan kukuh. Ketika Islam belum tegak dan
masih dalam proses pembinaan dan pengembangan maka marhalah taksis ini dapat
dijadikan sebagai rujukan. Beberapa minhaj dalam marhalah taksis adalah
menyebarkan prinsip Islam dan mengajarkan Islam, membina pribadi Islam dan da’i,
membina jama’ah, merahasiakan tanzim, menghindarkan dari berbagai benturan,
menghindarkan dari penggunaan senjata, sabar atas cobaan dan gangguan, mencari
potensi kekuatan bagi jama’ah, mencari basis tempat yang boleh melindungi.
Pada noktah hijrah (titik
perpindahan) di zaman nabi ada yang bersifat maknawiyah berarti perpindahan
yang bersifat maknawiyah seperti dari jahiliyah kepada Islam, dari kafif
berubah kepada istiqomah, dari maksiyat berubah kepada taat, dari haram berubah
kepada halal, dari sendiri berubah menjadi berjamaah Islamiyah. Hijrah
maknawiyah ini harus dilakukan oleh setiap muslim tanpa terkecuali, karena
hijrah maknawiyah adalah suatu ciri perubahan seorang bukan muslim menjadi
muslim dan seorang jahiliyah kepada Nurul Islam dan usaha perpindahan ke arah
yang lebih baik. Namun demikian hijrah maknawiyah tidak mesti dilakukan oleh
setiap muslim, hal ini sangat bergantung kepada keadaan yang berlaku di tempat.
Hijrah maknawiyah berarti berpindah secara tempat dengan tujuan, 1; mencari perlindungan
sementara, dan 2; untuk menyediakan basis masyarakat dan basis tempat.
Di zaman Nabi ada sebagian
masyarakat yang tidak hijrah ke Madinah tetapi menyusun kekuatan di Mekkah
seperti Abbas (paman Nabi). Mereka yang berhijrah juga dilihat dari kepentingannya
misalnya sebagai tempat perlindungan bagi yang dikejar-kejar sedangkan
potensinya masih diperlukan oleh dakwah dan harokah, keadaan individu demikian
diperlukan hijrah seperti hijrah ke Habasyah yaitu kelompok Ja’far. Bagi
individu lainnya yang menyediakan basis masyarakat baru perlu hijrah seperti
Mushab bin Umair. Namun demikian bentuk hijrah keluar tempat ini adalah uslub
bagaimana Nabi SAW akan menegakkan Islam, oleh karena itu keadaan saat ini
dapat mencari uslub lainnya yang penting secara minhaj adalah tegaknya kalimat
Allah dan berjalannya syarat.
Pada marhalah tamkin di Madinah
terbentuklah basis masyarakat, basis fasilitas, wujud kekuatan yang mampu untuk
melindungi, terdapat tanzim daulah dan wujud dakwah yang sempurna dengan
menjadikan Islam sebagai warna kehidupan manusia.
Hasiyah
1. Iqomatuddien
Syarah
o Alah SWT telah memerintahkan kepada
manusia untuk beribadah, beramal saleh, berdakwah, berjihad dan menegakkan
dien/daulah. Perintah ini hanya sebahagian manusia sahaja yang mengamalkan ada
yang tidak beribadah, ada yang beribadah tetapi tidak berjihad, ada yang
berjihad tetapi tidak ke arah tegaknya dien, ada yang ingin menegakkan dien
tetapi tidak mengikuti minhaj yang dibawa Nabi.
o Tegaknya dien di bumi adalah pandangan
dan pendapat ulama secara jumhur (tidak ada yang menyangkal). Hanya bagaimana
caranya maka kita memerlukan kematanngan pandangan melihat keadaan, suasana
tempat yang kemudan menghasilkan uslub. Walaupun demikian uslub ini pun mesti
merujuk kepada bagaimana Nabi SAW membentuk dien. Islam tidak menekankan kepada
nama daulah atau siapa yang akan memegang tetapi yang penting adalah tegaknya
syariat.
o Merujuk kepada marhalah-marhalah yang
dilalui Nabi dalam menegakkan dien terdapat beberapa minhaj yang perlu diikuti
sedangkan uslub yang dibawa nabi dapat dirubah dan disesuaikan dengan keadaan
kita. Hijrah maknawiyah mungkin tidak diperlukan oleh sebagian tempat sedangkan
marhalah taksis dan tamkin adalah sesuatu yang perlu kita capai. Marhalah
taksis lebih kepada persiapan individu dan masyarakat dengan pendekatan
tarbiyah kepada ahli dan dakwah kepada masyarakat umum. Pembinaan jamaah dan
ukhuwah ditingkatkan agar dapat menjalankan segala aktifitas dakwah secara
berkesan. Untuk memperlancar proses persiapan ini maka kita perlu sabar dan
mengalah untuk sementara. Kemudian persiapan yang matang sebagai hasil marhalah
taksisi ini akan dibawa kepada marhalah tamkin sebagai suatu marhalah yang
memposisikan individu tadi kepada masyarakat dan berperanan di dalam
menjalankan syariat. Proses hijrah maknawiyah adalah suatu keharusan tetapi
hijrah maknawiyah bergantung keperluan. Mungkin suatu tempat menegakkan dien
ini melalui pilihan raya atau demokrasi atau cara jihad angkat senjata dan
sebagainya. Hijrah lebih kepada uslub Nabi yang pada masa itu sangat ditekan
dan banyaknya penyiksaan. Uslub boleh dijalankan atau tidak dijalankan
sedangkan minhaj semestinya diikuti. Peranan situasi, keadaan, tempat,
peristiwa, kondisi, sikap masyarakat dan sebagainya adalah pertimbangan penting
di dalam menjalankan usaha menegakkan dien ini.
o Minhaj yang penting ketika akan
menegakkan dien adalah ketika masyaraka mengenal kita dan menerima kita
sehingga cadangan dan misi visi kita diterima dan kemudian dibelanya. Ketika
pembelaan dan penerimaan inilah maka Islam akan dapat tegak, apakah melalui
pilihan raya atau yang lainnya. Yang terpenting adalah penerimaan masyarakat
ini kita perlu untuk memposisikan diri kita dengan keahlian yang kita miliki
dan ketokohan kita.
Dalil
o 42:13-15; Allah telah menerangkan
kepada kamu- di antara perkara-perkara agama yang Ia tetapkan hukumnya - apa
yang telah diperintahkan-Nya kepada Nabi Nuh, dan yang telah Kami (Allah)
wahyukan kepadamu (wahai Muhammad), dan juga telah Kami perintahkan kepada Nabi
Ibrahim dan Nabi Musa serta Nabi Isa, yaiatu:”Tegakkanlah dien dan janganlah
kamu berpecah belah atau berselisihan tentangnya”. Berat bagi orang-orang
musyrik (untuk menerima agama tauhid) yang engkau seru kepada mereka. Allah
memilih siapa yang dikehendaki-Nya untuk menerima agama tauhid itu, dan memberi
hidayah petunjuk kepada agama-Nya itu bagi siapa ang kembali kepada-Nya (dengan
taat). Dan umat tiap-tiap Rasul tidak berpecah belah dan berselisihan (dalam
menjalankan agama Allah) melainkan setelah sampai kepada mereka ajaran-ajaran
yang memberi mereka pengetahuan (apa yang diperintah dan dilarang);
(perselisihan yang demikian) semata-mata karena hasad dengki sesama sendiri.
Dan kalaulah tidak karena telah terdahulu kalimah ketetapan dari Tuhanmu (untuk
menangguhkan hukuman) hingga ke suatu masa yang tertentu, tentulah dijatuhkan
hukuman azab dengan serta merta kepada mereka. Dan sesungguhnya orang-orang
yang diberikan Allah mewarisi Kitab agama kemudian daripada mereka, berada
dalam keadaan syak yang menggelisahkan terhadap Kitab itu. Oleh karena yang
demikian itu, maka serulah (mereka-wahai Muhammad-kepada beragama dengan
betul), serta tetap teguhlah engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka;
sebaliknya katakanlah: “Aku beriman kepada segala Kitab yang diturunkan oleh
Allah, dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah jualah
Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal kami dan bagi kamu amal kamu.
Tidaklah patut ada pertengkaran antara kami dengan kamu (karena kebenaran telah
jelas). Allah akan menghimpunkan kita bersama(pada hari kiamat), dan
kepada-Nyalah tempat kembali semuanya”.
o 24:55 ; Allah menjanjikan orang-orang
yang beriman dan beramal soleh dari kalangan kamu (wahai umat Muhammad) bahwa
ia akan menjadikan mereka khalifah-khalifah yang memegang kuasa pemerintahan di
bumi, sebagaimana Ia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka:khalifah-khalifah yang berkuasa; dan Ia akan menguatkan dan
mengembangkan agama mereka (Islam) yang telah diridhoi-Nya untuk mereka; dan Ia
juga akan menggantikan bagi mereka keamanan setelah mereka mengalami ketakutan
(dari ancaman musuh). Mereka terus beribadah kepada-Ku dengan tidak
mempersekutukan sesuatu yang lain dengan-Ku. Dan (ingatlah) siapa yang kufur
sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang durhaka.
o 48:27 ; Demi sesungguhnya! Allah tetap
menyatakan benar Rosul-Nya dalam perkara mimpi itu dengan kenyataan yang
sebenarnya; yaitu sesungguhnya kamu tetap akan memasuki Masjid Al-Haram insya
Allah (pada masa yang ditentukan-Nya)- dalam keadaan aman (menyempurnakan
ibadah umroh kamu) dengan mencukur kepala kamu, dan kalau (tidak pun)
menggunting sedikit rambutnya, serta kamu tidak merasa takut (akan penghianatan
musuh sehingga kamu keluar kembali). (Allah menangguhkan berlakunya kenyataan
itu) karena Ia mengetahui (adanya faedah dalam penangguhan itu) yang kamu tidak
mengetahuinya; maka Ia menyediakan sebelum (terlaksananya mimpi) itu, satu
kemengan yang dekat (masa berlakunya).
2. Marhalah taksis
Syarah
o Muhammad SAW yang pada masa dilantik
sebagai rosul, berada ditengah kehidupan jahiliyah. Pada masa itu Nabi SAW
tidak lagi mempunyai pengikut dan juga belum tahu apa yang mesti dilakukan.
Namun demikian dengan bimbingan Allah SWT melalui turunnya wahyu Nabi SAW
berdakwah mengikuti minhaj robbani.
o Perintah pertama yang diterima Nabi
adalah untuk menyebarkan prinsip Islam dan mengajarkan Islam. Dari sinilah
masyarakat jahiliyah mengenal bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rosul.
Penyebaran dakwah yang terbuka menarik masyarakat untuk mengetahui sehingga ada
yang ikut dan ada yang tidak ikut. Pilihan individu dari usaha dakwah terbuka
ini adalah pribadi-pribadi yang akan dibina. Keadaan demikian mesti diikuti
oleh kita saat ini dimana kita mesti menggunakan semaksimal mungkin wajihah
amal atau platform guna melaksanakan dakwah terbuka untuk menyebarkan Islam.
o Pribadi yang berminat kepada Islam
dari hadirnya mereka didalam dakwah terbuka Nabi dan juga hasil dari dakwah
fardiah maka individu tersebut dibina pribadinya sehingga muncul pribadi Islam
yang juga da’i. Usaha tarbiyah ini adalah usaha untuk membentuk kader dan
pengikut utama yang akan menjalankan segala program dakwah dan jamaah. Pribadi
yang dibina ini akan terus menyokong dan berdakwah untuk memperbanyak pengikut
sehingga Islam tegak. Tarbiyah tidak pernah diam tetapi terus berjalan dalam
mengembangkan, membangun dan memelihara potensi muslim. Tarbiyah Islamiyah yang
dikenal pada zaman Nabi adalah dirumahnya Arqom bin Abi Arqom. Tarbiyah juga
dilakukan diberbagai tempat di rumahnya para sahabat. Pribadi yang ditarbiyah
ini akan berubah menjadi Islam.
o Pribadi Islam yang terbentuk oleh
tarbiyah dimasukkan kedalam Jamaah Islamiyah. Membina jamaah Islam adalah satu
program utama didalam marhalah taksis ini, karena dengan pembinaan jamaah maka
akan terbentuk dakwah yang muntijah. Pembinaan jamaah dimulai dengan mengisikan
individu tertarbiyah tadi kedalam struktur dan kemudian digerakkan ke dalam
tujuan dakwah itu sendiri. Pribadi tarbiyah senantiasa taat dan ia pun siap
sebagai pemimpin atau pengikut maka mereka akan dapat melaksanakan amal jama’i
dengan demikian pula harokah akan bergerak secara kontinyu. Semangat ketaatan
dan semangat dakwah selalu dimotivasi melalui tarbiyah. tarbiyah sebagai ruh
yang dapat memelihara semangat dan dakwah itu sendiri. Jamaah pun dirancang
dengan berbagai keperluan seperti nabi yang sudah merancang Mus’ab bin Umair
berdakwah ke Madinah untuk menyiapkan masyarakat Islam, begitu juga sahabat
Nabi yang hijrah ke Habasyah dan program jamaah lainnya. dengan jamaah maka
kekuatan akan muncul. tanpa jamaah yang kuat dan solid maka Islam tidak akan
tegak.
o Jamaah atau tanzim yang demikian perlu
dirahasiakan karena apabila diketahui maka mereka pasti akan menghancurkan
terlebih dahulu. Kekuatan yang belum muncul sedangkan mereka sudah mengetahui
apa yang kaan kita kerjakan yaitu untuk berhadapan dengan mereka maka pada saat
yang sama mereka akan menghancurkan terlebih dahulu sebelum besar dan kuat.
Merahasiakan tanzim adalah minhaj sebelum tegaknya syariat secara zohir. Kekuatan
yang ada didalam tanzim akan mudah dihancurkan apabila kita diketahuinya.
Mereka pihak Yahudi dengan zionisnya ataupun Amerika dan eropa mempunyai
rancangan yang besar, setiap rancangan mereka disembunyikan dan tidak mungkin
dijabarkan. Umat Islam di zaman Nabi pun bergerak dakwah secara terbuka tetapi
tanzim tetap dirahasiakan.
o Di dalam melaksanakan program dakwah,
jamaah dan ahli jamaah perlu menghindarkan dari berbagai benturan atau
pertembungaan. Nabi SAW berdiam diri ketika di Mekkah sedang sholat dan fihak
kafir meletakkan kotoran di atas pundaknya, siksaan kepada para sahabat juga
dibiarkan oleh Nabi, memasuki Ka’bah yang penuh dengan berhala pun tidak
mengganggu sedikitpun berhala tersebut. Provokasi pada masa itu dielakkan oleh
Nabi, karena akan menghabiskan energi dan juga akan mengganggu tumpuan dakwah
di dalam membentuk kader dan mencapai masyarakat madani. Benturan perlu
dielakkan walaupun kita nampak mengalah begitupun dengan persilihan dicegah
sehingga tidak habis tenaga dan pikiran untuk hal-hal yang tidak berguna.
o Selain menghindarkan dari benturan
juga kita mesti menghindarkan dari penggunaan senjata. Perkara ini akan
menghancurkan kita sendiri, apalagi kita belum kuat.
o Sunnah dakwah adalah fitnah dan cobaan
oleh itu kita mesti menyiapkan juga kesabaran. Sabar atas cobaan dan gangguan
pihak kafir yang hendak menghantam kita. Di zaman sekarang pun sangat banyak
fitnah dan cobaan sama ada bersifat duniawi/material atau fitnah pekerjaan.
Berbagai macam fitnah dan cobaan akan mengganggu kita sehingga usaha
menghadapinya perlu dilakukan yaitu dengan sabar.
o Berdakwah, melaksanakan tarbiyah
adalah usaha untuk mencari potensi kekuatan bagi jamaah. Individu yang
berpotensi kita kumpulkan atau kita bina sehingga muncul hasil berupa individu yang
baik dan dapat menyumbang tenaganya ke dalam jamaah. Potensi ini sudah dididik
dan dibina kemudian disalurkan kepada pos yang sesuai, dengan cara ini potensi
ini diarahkan kepada matlamat untuk menegakkan dien. Semua poensi yang
dikembangkan ini mesti diikat dengan tarbiyah dan jamaah memberikan arahan
kepada pelaksanaan misi dan visi jamaah.
o Potensi yang ada diarahkan kepada
mencari basis tempat yang boleh melindungi. Pada zaman Nabi, Madinah sebagai
alternatif setelah dibandingkan dengan berbagai tempat pada masa itu seperti
Habasyah dan sebagainya. Tempat ini tidak lah mesti memalui pindah, karena di
zaman sekarang ini yang terpenting adalah bagaimana potensi jamaah ini
mendapatkan penerimaan dari umat dan masyarakat Islam sesuai dengan kepakaran, potensi
dan ketokohan indivu tersebut. Penerimaan individu jamaah atau orang yang
dikendalikan oleh jamaah dari masyarakat ini merupakan suatu bukti atas
penerimaan tempat itu kepada Islam.
Dalil
o Lihat sirah nabawiyah selama Nabi SAW
dan para sahabat di Mekkah
3. Hijrah
Syarah
o Hijrah itu sendiri merupakan uslub
yang perlu dipertimbangkan sehingga kita dapat menjayakan tegaknya dien. Hijrah
atau titik perubahan dan perpindahan ini mempunyai makna makaniyah dan
maknawiyah. Melalui proses tarbiyah yang sudah dimulai di masa taksis
diharapkan pribadi ini melaksanakan hijrah dari segi maknawiyah yaitu perubahan
dari jahiliyah kepada Islam, dari kafir berubah kepada iman, dari syirik
berubah kepada tauhid, dari batil berubah kepada hak, dari nifak berubah kepada
istikomah, dari maksiyat berubah kepada taat, dari haram berubah kepada halal,
dari bersendirian berubah kepada jamaah Islamiyah.
o Manakala perpindahan makaniyah sangat
bergantung kepada keperluan keadaan dan objektif. Makaniyah berarti berpindah secara
tempat dibagi kepada dua yang pertama untuk mencari perlindungan sementara dan
untuk menyediakan basis masyarakat dan basis tempat. Pada zaman nabi terdapat
sahabat yang tidak pindah ke Madinah, ada yang pindah ke tempat lain untuk
mencari perlindungian dan ada juga ke Madinah sebagai pembentukan asas
masyarakat madani.
Dalil
o
Lihat siroh nabawiyah selama Nabi SAW dan para sahabat pergi hijrah.
4. Marhalah tamkin
Syarah
o Marhalah setelah marhalah taksis
adalah marhalah tamkin. Walaupun marhalah tamkin sudah mulai dimasuki tetapi
beberapa aktifitas marhalah taksis mesti dilakukan misalnya menyebarkan prinsip
Islam dan mengajarkan Islam, membina pribadi Islam dan da’i, sabar atas cobaan
dan gangguan, dan mencari potensi kekuatan
bagi jamaah. Usaha meletakkan individu jamaah ke dalam posisi yang
strategis diaktifkan pada marhalah ini. Sebagai contoh Nabi SAW di Madinah,
meletakkan struktur panglima perang, ahli pedagang, ahli militer, para ulama
dan sebagainya.
o Basis masyarakat yang dijadikan sebagai
objek pertama dakwah Islam ketika di Madinah, misalnya menegakkan masjid dan
menjalankan ibadah secara berjamaah. Pada saat ini membentuk basis masyarakat,
selain kita berinteraksi di masjid/surau dan berdakwah tetapi juga melibatkan
diri kita kepada berbagai aktifitas masyarakat yang akan menjadikan kita
dikenal mereka dan dapat menerima kita sehingga secara perlahan akan terbentuk
basis masyarakat.
o Selain membentuk basis manusia di
masyarakat yang kaan mendukung kita juga perlu disiapkan bais alam, tempat.
Basis ini perlu disediakan untuk melengkapi kerja-kerja individu di dalam
0 Komentar untuk "Pengertian Dauru As Syababu fi Hamili Risalah"