Kota Padang yang terkenal akan legenda Sitti Nurbaya
dan Malin Kundang saat ini sedang berbenah ke arah pembangunan kepariwisataan.Kota
ini memiliki sebuah museum yang terletak di pusat kota yang bernama Museum
Adityawarman, yang memiliki gaya arsitektur berbentuk rumah adat Minangkabau
(Rumah Gadang), model Gajah Maharam. Di halaman depan museum terdapat dua
lumbung padi. Museum ini mengkhususkan diri pada sejarah dan budaya suku
Minangkabau, suku Mentawai dan suku Nias. Museum ini memiliki 6.000 koleksi.
Di kawasan pelabuhan Muara banyak dijumpai beberapa
bangunan peninggalan sejak zaman Belanda. Beberapa bangunan di kawasan tersebut
ditetapkan pemerintah setempat sebagai cagar budaya. Di antaranya adalah Masjid
Muhammadan bertarikh 1843, yang merupakan masjid berwarna hijau muda yang
dibangun oleh komunitas keturunan India. Cagar budaya lain, Klenteng Kwan Im
yang bernama See Hin Kiong tahun 1861 kemudian direnovasi kembali tahun 1905 setelah
sebelumnya terbakar.Dari sehiliran Batang Arau, terdapat sebuah jembatan yang
bernama jembatan Sitti Nurbaya. Jembatan itu menghubungkan sebuah kawasan bukit
yang dikenal juga dengan nama Gunung Padang. Pada bukit ini terdapat Taman
Sitti Nurbaya yang menjadi lokasi kuburan Sitti Nurbaya. Kawasan bukit ini juga
dahulunya menjadi tempat permukiman awal masyarakat etnis Nias di Kota Padang.
Pulau
Sikuai
Kemudian di pelabuhan Teluk Bayur terdapat beberapa
kawasan wisata seperti pantai Air Manis, tempat batu Malin Kundang berdiri.Selain
itu, terus ke selatan dari pusat kota juga terdapat kawasan wisata pantai Caroline,
dan pantai Bungus, serta sebuah resort wisata sekelas hotel berbintang tiga
yang terletak di Pulau Sikuai.Sedangkan ke arah Kecamatan Koto Tangah, terdapat
kawasan wisata pantai Pasir Jambak, serta kawasan wisata alam Lubuk
Minturun,[158] yang populer dalam tradisi balimau dan ramai dikunjungi oleh
masyarakat terutama sehari sebelum masuk bulan Ramadhan.
Kota ini juga terkenal akan masakannya. Selain menjadi
selera sebagian besar masyarakat Indonesia, masakan ini juga populer sampai ke
mancanegara. Makanan yang populer di antaranya seperti Gulai, Rendang, Ayam
Pop, Terung Balado, Gulai Itik Cabe Hijau, Nasi Kapau, Sate Padang dan Karupuak
Sanjai. Restoran Padang banyak terdapat di seluruh kota besar di Indonesia.
Meskipun begitu, yang dinamakan sebagai "masakan Padang" sebenarnya
dikenal sebagai masakan etnis Minangkabau secara umum.
Dalam mendorong pariwisata di Kota Padang, pemerintah
kota menggelar Festival Rendang untuk pertamakalinya pada tahun 2011, setelah
sebelumnya Rendang dinobatkan oleh CNN International sebagai hidangan peringkat
pertama dalam daftar World’s 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat
Dunia). Festival yang dipusatkan di RTH Imam Bonjol tersebut diikuti oleh
kelurahan se-Kota Padang dan berhasil memasak 5,2 ton daging, sehingga tercatat
dalam Museum Rekor Indonesia sebagai perlombaan memasak dengan daging dan peserta
terbanyak.[162] Pada tahun yang sama pemerintah kota juga mulai
menyelenggarakan Festival Sitti Nurbaya, pergelaran tahunan yang mengangkat
adat dan tradisi Minangkabau.
Sumber : Wikipedia
Sumber : Wikipedia
0 Komentar untuk "Mengenal Sejarah Kota Padang dan Wisata Kota Padang"