Pengertian Tauhid.
Tauhid menurut bahasa, lafadz Tauhid adalah masdar dari وَحَّدَ- يُوَحِّدُ- تَوْحِيْدًا
yang memiliki arti mengesakan sesuatu dan menafikan sesuatu tandingan
yang berbilang dari padanya.
Sedang menurut istilah: Tauhid adalah mengesakan Allah
SWT dan menafikan sekutu dan tandingan
dari dzat Allah SWT, sifat-sifat
dan perbuatan (Af’al) Nya, juga menafikan sekutu dan tandingan dalam
sifat-sifat Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah SWT.
Allah SWT
berfirman dalam menafikan sekutu dari Dzat-Nya:
Artinya: “Katakanlah
: “Dialah Allah, Yang Maha Esa (1). Allah adalah tempat bergantung segala
sesuatu (2). Dia Tidak beranak dan pula
tidak diperanakkan (3). Dan tidak ada yang setara dengan Dia (4) “ (QS: Al
Ikhlas)
Allah berfirman dengan menafikan sekutu dari
Rububiyyah-Nya:
Artinya: “Katakanlah:
“Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”
(QS: 13:16).
Allah
berfirman:
Artinya: “Katakanlah:
“Siapakan yang memberikan rizki kepada kalian dari langit dan buki, atau
siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah
yang mengeluarkan yang hidup dari yang matidan mengeluarkan yang mati dari yang
hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan? “maka mereka akan menjawab:
“Allah”. Maka katakanlah: “Mengapa Kalian tidak bertaqwa (kepada-Nya)?”
(QS: 10:31 )
Allah berfirman dengan menafikan sekutu dalam ibadah.
Artinya: “Maka
ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq untuk diibadahi)
melainkan Allah” (QS: 47:19)
Allah berfirman:
Artinya: “Katakanlah:
“Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan
Semesta Alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama menyerahkan diri (kepada Allah)” (QS: Al An’am : 162 – 163)
Macam-macam Tauhid.
A. TAUHID
RUBUBIYYAH
Pengertian Tauhid Rubbubiyyah
Kalimat Tauhid Rubbubiyyah terdiri dari 2 kata yaitu
Tauhid dan kata Rububiyyah. Kata tauhid sudah dijelaskan diawal bahasan ini,
sedang kata Rububiyyah dalam bahasa Arab diambil dari kata رب yang memiliki arti:
a. السيـد (Tuan).
b. المالك (Pemilik).
c. المربي (Pengurus atau Pendidik).
d. المصلح (Yang membereskan).
e.
المعبود بحق (yang disembah dengan
haq).
Dan makna yang terakhir dari kata ( الرب ) adalah makna yang pokok
dan mutlaq sedang makna yang lain adalah bersifat majas dan tambahan . Dan dari makna-makna tersebut yang dimiliki
kata الرب diambillah kata الربوبية dengan makna sbb:
a. الخلق (Menciptakan)
b. الرزق (Memberi Rizki)
c. الملك (Memiliki)
d. السيـادة (Menguasai)
e. التربيـة (Mengurus dan Mendidik)
f.
الاصـلاح (Membereskan)
g. التدبير (Mengatur)
Maka dengan demikian dapat disimpukan pengertian Tauhid
Rububiyyah adalah: “Mengesakan Allah SWT dalam sifat-sifat Rububiyyah-Nya
yang mencakup sifat; mencipta, memberi rizki, memiliki, menguasai, mengurus dan
mendidik, membereskan dan mengatur serta menafikan sekutu dan tandingan dari
pada-Nya.
B. TAUHID ULUHIYYAH
Pengertian Tauhid
Uluhiyyah.
Sinonim
kata Uluhiyyah adalah Ibadah maka Tauhid Uluhiyyah adalah “ “Mengesakan Allah SWT
dalam beribadah kepada-Nya dalam berbagai macam bentuk ibadah yang telah
disyari’atkan, baik ibadah qolbiyyah ( ibadah yang merupakan pekerjaan hati ) atau
ibadah jasadiyyah ( ibadah fisik ) tanpa menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu
apapun dalam berbagai macam bentuk ibadah”.
Tauhid Uluhiyyah Adalah Inti Dakwah Para Rasul
Allah SWT telah menegaskan dalam banyak ayat, bahwa
tugas para Nabi dan Rasul adalah mengajak dan memberikan peringatan kepada
ummatnya untuk menyembah Allah SWT dan tidak menjadikan sekutu dalam beribadah
kepada-Nya.
Allah berfirman:
Artinya :” Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap
ummat (untuk menyerukan) “Sembahlah Allah dan jauhilah Thogut” (QS: An Nahl
: 36)
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan
Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, malainkan Kami wahyukan
kepadanya, bahwasannya tidak ada Tuhan (yang Haq) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian Aku”. (QS: Al Anbiya : 25).
C.TAUHID
ASMA’ WASIFAT
Makna tauhid Asma’ Wasifat
C.TAUHID
ASMA’ WASIFAT
Makna tauhid Asma’ Wasifat
Yaitu beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah
sebagaimana yang diterangkan dalam Al Quran dan Sunnah Rosulnya menurut apa
yang pantas bagi Allah tanpa ta’wil dan
ta’thil dan tanpa takyif serta tamtsil.Berdasarkan firman Allah SWT:
Artinya: “Tidak ada
sesuatu pun yang serupa dengan Dia, Dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat”. (QS: Asyura: 11).
Manhaj ulama Salaf Dalam Tauhid Asma’ Wasifat
Yaitu mengimani dan menetapkannya sebagaimana Ia datang
tanpa tahrif (mengubah), Ta’thil (menafikan), Takyif (menanyakan bagaimana) dan
Tamtsil (Menyerupakan) dan hal ini termasuk pengertian kepada Allah.
Imam Ahmad berkata: “Allah tidak boleh disifati
kecuali dengan apa yang disifati olehnya untuk dirinya dan atau apa yang
disifatkan oleh Rosulnya, serta tidak boleh melampaui Al Quran dan Al Hadits”.
Manhaj salaf menyifati Allah dengan apa yang Dia sifatkan untuk DiriNya dan
dengan apa yang disifatkan oleh RosulNya, tanpa tahrif, ta’thil, takyif dan
tamtsil,
0 Komentar untuk "Pengertian Tauhid dan Macam-Macam Tauhid"