DefInisi belajar menurut(KBBI) kamus bahasa
Indonesia :
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.
* CIRI-CIRI BELAJAR
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan.
Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja
melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja
melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan
lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh
pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh
obat-obatan.
Berikut beberapa faktor pendorong mengapa
manusia memiliki keinginan untuk belajar:
1. Adanya dorongan rasa ingin tahu
2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.
3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa
segala aktivitas manusia didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari
kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang
telah diketahuinya.
5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi
dengan lingkungannya.
6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan
mengembangkan potensi diri.
7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
8. Untuk mengisi waktu luang.
I.3 JENIS-JENIS BELAJAR
I.3.A Menurut Robert M. Gagne
Manusia memilki beragam potensi, karakter, dan
kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipre-tipe belajar yang dilakukan
manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar :
1. Belajar isyarat (signal learning). Menurut
Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia terhadap stimulus
sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal learning
terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada muridnya
yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan.
2. Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini
memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang
tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu
(shaping). Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau
gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru member
pertanyaan kemudian murid menjawab.
3. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini
merupakan belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya
membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran
tari atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk
mencapai tujuannya.
4. Belajar asosiasi verbal (verbal
Association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu
obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata
dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu
praktek dengan bntuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek
kayu.
5. Belajar membedakan (discrimination). Tipe
belajar ini memberikan reaksi yang berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai
kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan
dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak
versi tetapi masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan
sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti
kotak kardus, kubus, dsb.
6. Belajar konsep (concept learning). Belajar
mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan obyek-obyek dalam kelompok
tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili
kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek
atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau
konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7. Belajar dalil (rule learning). Tipe ini
meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari
penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam
bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa
yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman
diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya.
8. Belajar memecahkan masalah (problem
solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah
untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher
order rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan
kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau
penyelesaian dari masalah tersebut.
Selain delapan jenis belajar, Gagne juga
membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya sistematika tersebut
mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu
katagori. Kelima hal tersebut adalah :
1. keterampilan intelektual : kemampuan
seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan symbol
huruf, angka, kata atau gambar.
2. informasi verbal : seseorang belajar
menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau
tertulis, termasuk dengan cara menggambar.
3. strategi kognitif : kemampuan seseorang untuk
mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir.
4. keterampilan motorik : seseorang belajar
melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu (organized motor act).
Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu gerakan berlangsung secara teratur dan
berjalan dengan lancar dan luwes.
5. sikap keadaan mental yang mempengaruhi
seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.
I.3.B Menurut Bloom
Benyamin S. Bloom (1956) adalah ahli
pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konseptaksonomi belajar. Taksonomi
belajar adalah pengelompokkan tujuan berdasarkan domain atau kawasan belajar.
Menurut Bloom ada tiga dmain belajar yaitu :
1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan
aspek-aspek intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau
nalar. Kawasan ini tediri dari:
Pengetahuan (Knowledge).
Pemahaman (Comprehension).
Penerapan (Aplication)
Penguraian (Analysis).
Memadukan (Synthesis).
Penilaian (Evaluation).
2. Affective
Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan
sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:
Penerimaan (receiving/attending).
Sambutan (responding).
Penilaian (valuing).
Pengorganisasian (organization).
Karakterisasi (characterization)
3. Psychomotor
Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular
system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:
Kesiapan (set)
Meniru (imitation)
Membiasakan (habitual)
Adaptasi (adaption)
I.3.C Penggabungan Dari Tiga Ahli (A. De
Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren)
1. Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata
maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata
yang digunakan.
2. Belajar Kognitif. Tak dapat disangkal bahwa
belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek-objek yang diamati
dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang
merupakan sesuatu bersifat mental.
3. Belajar Menghafal. Menghafal adalah suatu
aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat
diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli,
dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat
diingat kembali kealam dasar.
4. Belajar Teoritis. Bentuk belajar ini
bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta {pengetahuan} dalam suatu
kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk
memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.
5. Belajar Konsep. Konsep atau pengertian
adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang
sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap
objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam golongan
tertentu.
6. Belajar Kaidah. Belajar kaidah {rule}
termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual {intellectual skill}, yang
dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih
dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu
keteraturan.
7. Belajar Berpikir. Dalam belajar ini, orang
dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui
pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui
operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode
bekerja tertentu.
Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar
untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
Adanya kesulitan yang dirasakan dan
kesadaran akan adanya masalah.
Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
Mencari informasi atau data dan kemudian
data itu diorganisasikan.
Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan
hipotesis-hipotesis, kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji, agar
dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
Penerapan pemecahan terhadap masalah yang
dihadapi sekaligus berlaku sabagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk
dapat sampai pada kesimpulan.
Menurut Dewey, langkah-langkah dalam pemecahan
masalah adalah sebagai berikut.
Kesadaran akan adanya masalah.
Merumuskan masalah.
Mencari data dan merumuskan
hipotesis-hipotesis.
Menguji hipotesis-hipotesis itu.
Menerima hipotesis yang benar.
1.3.D Menurut UNESCO
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis
belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar ( A. Suhaenah
Suparno, 2000 ) :
1. Learning to know. Pada Learning to know ini
terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang
dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2. Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan
dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau
mencari nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan ketrampilan untuk
yang berhubungan dengan dunia kerja.
3. Learning to live together. Belajar ini
ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami
orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain
secara harmonis.
4. Learning to be. Belajar ini ditekankan pada
pengembangan potensi insani secara maksimal. Setiap individu didorong untuk
berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang akan
mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahanya dengan
kompetensi-kompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.
* Pengertian belajar menurut beberapa ahli :
-. R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri,
Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) hal 22. Belajar adalah suatu proses
untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah
laku
-. Herbart (swiss) Belajar adalah suatu proses
pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan
melalui hafaln
-. Robert M. Gagne dalam buku: the
conditioning of learning mengemukakan bahwa: Learning is change in human
disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not
simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi
dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya
disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar
dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling
berinteraksi.
-. Lester D. Crow and Alice Crow (WWW.
Google.com) Belajar adalah acuquisition of habits, knowledge and attitudes.
Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan
dan sikap.
-. Menurut james O. Whittaker (Djamarah,
Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah Proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
-. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
-. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri ,
Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu aktifitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
-. Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful
Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
-. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri,
Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di
dalam interaksi dengan lingkungannya.
-. (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi
Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
-. Ngalim Purwanto (1992) (WWW. Google.com)
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang
terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalaman.
0 Komentar untuk "DEFINISI DAN CIRI-CIRI BELAJAR MENURUT KAMUS BAHASA INDONESIA DAN JENIS-JENIS BELAJAR MENURUT PARA AHLI DI DUNIA"